SAFARI INTERNET RAMADHAN 1427 H

Blog ini merupakan situs spesial Ramadhan 1427 H. Tujuannya untuk mempublikasikan berbagai informasi tentang seputar aktifitas masyarakat di Kalimantan Timur – khususnya Kota Samarinda – dalam mengisi bulan Ramadhan. Menyebarluaskan pengetahuan, pengalaman dan wawasan keislaman berdasarkan syariah. Menumbuhkan minat masyarakat untuk gemar menulis melalui opini, reportase, forum dialog dan berbagai bentuk komunikasi interaktif.

Friday, October 20, 2006

Sholat di Samarinda, SBY Janji Bahas Proyek Pemipaan


BEREBUT TANGAN SBY – Kedatangan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Masjid Raya Darussalam Samarina, Senin (16/10) malam, rupanya tak disia-siakan para jamaah. Usai sholat Tarawih, SBY langsung diserbu warga yang ingin berjabat tangan. Para pengawal Presiden pun nampak kewalahan. Untungnya SBY rela ditarik-tarik dan dikerumuni, tak lupa menebar senyumnya yang khas. foto: mansyah
PRESIDEN Susilo Bambang Yudhoyono memastikan segera membahas tuntas masalah rencana proyek pemipaan Bontang - Semarang (Jawa tengah) bersama menteri terkait. Janji ini disampaikan SBY di Masjid Raya Darussalam Samarinda, Senin (16/10) malam. Kehadiran Presiden dan Ibu Ani Yudhoyono beserta rombongan di Kota Tepian ini merupakan rangkaian acara Safari Ramadhan.
“Nanti kita akan bicarakan dan ulas dengan para menteri masalah pemipaan Kaltim – Jawa Tengah, agar diperoleh sebuah kebijakan yang tepat dan adil,” ungkap SBY di hadapan ribuan jamaah sholat Isya dan Tarawih. Hadir pula dalam kesempatan itu Sekretaris Propinsi Kaltim H Syaiful Teteng beserta unsur Muspida lainnya maupun sejumlah Bupati dan Walikota se Kaltim.
Hanya saja, Presiden menyampaikan, proyek pemipaan bukanlah tujuan utama. Pemerintah berkeinginan agar sumber daya alam berupa gas bumi yang begitu melimpah di negeri ini dapat lebih mensejahterakan seluruh rakyat Indonesia.
“Gas selama ini diekspor, baik yang berasal dari Kaltim maupun sejumlah daerah lainnya. Sementara kita terlalu banyak menggunakan bahan bakar minyak. Akibatnya berdampak terhadap subsidi yang kian membengkak. Kelak kita berharap agar gas sebagian diekspor, dan sebagian lain digunakan untuk keperluan dalam negeri,” urainya.
Berulangkali SBY menekankan, agar pemipaan jangan sampai justru mendatangkan kerugian. “Yang penting kita hindari kebijakan yang merugikan masyarakat dan daerah,” tandasnya yang langsung disambut tepuk tangan para jamaah.
Masalah pemipaan ini memang secara khusus disinggung SBY. Terlebih sebelumnya Sekprop Syaiful Teteng dalam sambutan mewakili Gubernur Kaltim H Suwarna AF juga nampaknya sengaja mengangkat kisruh pemipaan ini langsung di hadapan Presiden.
“Perlu kami laporkan kepada Bapak Presiden mengenai adanya aspirasi dari hampir seluruh elemen di Kaltim tentang pemipaan. Kami mohon agar secara arif dan bijaksana rencana tersebut dapat ditinjau kembali,” ujar Teteng.
Selain masalah pemipaan, SBY juga menyampaikan, kondisi keprihatinan yang dihadapi Indonesia saat ini. Khususnya bencana alam yang kerap melanda negeri ini.
“Dalam dua tahun terakhir ini sungguh berat cobaan yang harus kita hadapi. Mulai dari tsunami, gempa hingga wabah flu burung. Tapi semua itu telah kita usahakan untuk ditangani. Meski jujur saya akui masih perlu penanganan lagi guna menuju ke arah yang lebih baik,” paparnya.
Problem lainnya yang diutarakan Presiden adalah kemiskinan, pengangguran dan utang. “Semua ini merupakan musuh besar kita. Namun kita sudah mulai melunasi utang salah satunya dengan IMF. Untuk kemiskinan pemerintah mengalokasikan Rp60 trilyun pada tahun ini dan tahun depan. Dana ini digunakan membantu petani, menyediakan pendidikan murah, kesehatan gratis dan infrastruktur pedesaan,” urainya.
Tak lupa SBY menyinggung pula pembangunan perbatasan. Namun khusus kebijakan perbatasan ini, ia menegaskan, pemerintah berupaya tidak menimbulkan masalah baru. “Jangan sampai kita dicurigai negara tetangga maupun dunia. Sebab pernah saya ditanya di luar negeri mengenai adanya anggapan kita akan merusak hutan lewat pembukaan perkebunan kelapa sawit. Jadi pembangunan perbatasan kelak harus kita usahakan tidak merusak lingkungan,” harapnya.
Sejauh pengamatan, tak lebih satu jam Presiden memberikan sambutan. Di samping memaparkan berbagai kebijakan pemerintah, SBY juga mengajak warga Kaltim untuk memanfaatkan bulan suci Ramadhan ini sebagai sarana pelatihan untuk meningkatkan iman dan taqwa.
“Mari kita tingkatkan persaudaraan, kesetiakawanan dan ukhuwah Islamiyah. Dan saya mengajak agar selepas Ramadhan ini kita mampu melaksanakan perilaku yang Islami,” pesannya.


2007, Kaltim Kebagian Listrik 200 MW
KEHADIRAN Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam Safari Ramadhan ke ibukota Kaltim, Samarinda, Senin (16/10) malam, sepertinya membawa angin segar bagi perkembangan kelistrikan. Sebab, Presiden SBY mengaku mendengar soal ketersediaan listrik di daerah ini sering bermasalah.
“Listrik di sini saya dengar bermasalah. Karena itu, kelak pada tahun 2007, propinsi Kaltim akan mendapat tambahan daya listrik dalam jumlah besar, yakni 200 Mega Watt (MW),” ujar SBY sesaat sebelum melaksanakan ibadah shalat Isya dan Tarawih berjamaah di masjid raya Darussalam, Samarinda.
Menurut SBY, pemerintah akan membangun pembangkit listrik secara besar-besaran di berbagai daerah pada tahun 2007. ‘’Total listrik yang ditargetkan dibangun sebesar 1.000 MW. Dari jumlah ini sekitar 200 MW untuk Kaltim,” tukasnya, seraya disambut aplaus meriah ribuan jamaah yang memadati masjid raya di bilangan Pasar Pagi, Kota Samarinda.
Persoalan listrik yang menjadi momok bagi warga Kaltim ini termasuk salah satu topik hangat yang diungkapkan Presiden SBY, selain persoalan rencana pemipaan gas alam dari Bontang (Kaltim) ke Semarang (Jateng). Menurut SBY, terkait rencana pemipaan gas alam yang ditolak oleh berbagai elemen masyarakat Kaltim ini segera dibahas di tingkat menteri kabinet untuk dicarikan solusinya.
Sedang terkait pembangunan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU), menurut SBY, membutuhkan waktu 1 – 3 tahun untuk mewujudkannya. ‘’Saya berharap, masyarakat Kaltim bisa bersabar sedikit. Yang pasti, tahun 2007 kita akan membangun listrik secara besar-besaran,’’ ujarnya.
Secara terpisah, Safari Ramadhan Presiden dan Bu Ani Yudhoyono ke ibukota Kaltim juga ditandai dengan penyerahan bantuan untuk penguatan ekonomi masyarakat (koperasi). Bantuan itu diterimakan oleh Sekprop Kaltim, H Syaiful Teteng. Sementara penjagaan keamanan di berbagai sudut masjid ini, terasa begitu ketat.
Presiden SBY dan rombongan tiba di Samarinda sekitar pukul 17.00 wita, setelah melakukan perjalanan darat dari Balikpapan. Presiden dan Bu Ani Yudhoyono naik mobil sedan khusus Kepresidenan jenis Mercedes dengan dikawal petugas Paspampres, disertai iring-iringan mobil anggota rombongan lainnya, termasuk mobiil wartawan.
Sepanjang perjalanan Balikpapan – Samarinda, menurut salah satu staf Biro Humas Setprop Kaltim, Presiden sempat singgah sejenak di daerah Taman Hutan Raya Bukit Soeharto. Sedang kecepatan mobil Presiden dan rombongan hanya sekitar 60 – 70 km per jam, sehingga arus lalulintas di ruas jalan itu sempat terjadi antrean panjang.
‘’Ketika Presiden dan rombongan memasuki kota Samarinda, kemacetan arus lalulintas dari jembatan Mahkota I sampai ke dekat masjid Islamic Center (IC) tak terelakkan lagi. Sebab, ketika itu beberapa ruas jalan memang ditutup total,’’ timpal staf Biro Humas yang menyertai rombongan sejak dari Balikpapan.
Menurut rencana, pada Selasa (17/10) pagi, kembali bertolak dari ke Balikpapan melalui jalan darat dengan mobil Kepresidenan. Sedang di Balikpapan sendiri, Presiden akan meninjau waduk Manggar dan bendungan pengendali banjir sebelum kembali ke Jakarta.


Samarinda Rasa Malaysia

SAAT menutup sambutannya pada Safari Ramadhan di Masjid Raya Darussalam, Senin (16/10) malam, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sempat salah ucap. Entah karena terpesona melihat kemegahan Masjid Raya atau para jamaah yang rata-rata berpakaian full muslim, yang jelas sempat mengundang derai tawa.
“Besok saya akan kembali ke Indonesia,” ujar Presiden. Namun buru-buru ia berkata, “maksud saya ke Jakarta,”. Jamaah pun kembali terkekeh, sementara SBY nampak tersenyum-senyum. “Perasaan saya sekarang di Malaysia,” katanya.
Dalam sambutannya, Presiden memang beberapa kali menyinggung masalah Malaysia. Terutama cerita perbincangannya dengan Perdana Menteri Malaysia Abdullah Badawi. Tak heran, Samarinda pun jadi rasa Malaysia. Apalagi potongan orang Kaltim konon memang tak beda jauh dengan rakyat di negeri Jiran itu. Yaah, salah-salah sikit ‘kan tak apalah Encik.