SAFARI INTERNET RAMADHAN 1427 H

Blog ini merupakan situs spesial Ramadhan 1427 H. Tujuannya untuk mempublikasikan berbagai informasi tentang seputar aktifitas masyarakat di Kalimantan Timur – khususnya Kota Samarinda – dalam mengisi bulan Ramadhan. Menyebarluaskan pengetahuan, pengalaman dan wawasan keislaman berdasarkan syariah. Menumbuhkan minat masyarakat untuk gemar menulis melalui opini, reportase, forum dialog dan berbagai bentuk komunikasi interaktif.

Wednesday, October 25, 2006

segenap keluarga besar
SILATURRAHMI JURNALISTIK INDONESIA
mengucapkan

SELAMAT IDUL FITRI 1427 H
Mohon Maaf Lahir & Bathin
Taqabbalallahu Minna Waminkum

Ratusan Mobil Meriahkan Takbir Keliling di Samarinda


SEKITAR 500 kendaraan roda empat memeriahkan malam takbiran keliling Idul Fitri 1427 H, Senin (23/10) malam. Iring-iringan dilepas di depan Islamic Centre Samarinda, Jalan Slamet Riyadi, Sungai Kunjang, usai sholat Isya. foto: mansyah

Friday, October 20, 2006

Sholat di Samarinda, SBY Janji Bahas Proyek Pemipaan


BEREBUT TANGAN SBY – Kedatangan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Masjid Raya Darussalam Samarina, Senin (16/10) malam, rupanya tak disia-siakan para jamaah. Usai sholat Tarawih, SBY langsung diserbu warga yang ingin berjabat tangan. Para pengawal Presiden pun nampak kewalahan. Untungnya SBY rela ditarik-tarik dan dikerumuni, tak lupa menebar senyumnya yang khas. foto: mansyah
PRESIDEN Susilo Bambang Yudhoyono memastikan segera membahas tuntas masalah rencana proyek pemipaan Bontang - Semarang (Jawa tengah) bersama menteri terkait. Janji ini disampaikan SBY di Masjid Raya Darussalam Samarinda, Senin (16/10) malam. Kehadiran Presiden dan Ibu Ani Yudhoyono beserta rombongan di Kota Tepian ini merupakan rangkaian acara Safari Ramadhan.
“Nanti kita akan bicarakan dan ulas dengan para menteri masalah pemipaan Kaltim – Jawa Tengah, agar diperoleh sebuah kebijakan yang tepat dan adil,” ungkap SBY di hadapan ribuan jamaah sholat Isya dan Tarawih. Hadir pula dalam kesempatan itu Sekretaris Propinsi Kaltim H Syaiful Teteng beserta unsur Muspida lainnya maupun sejumlah Bupati dan Walikota se Kaltim.
Hanya saja, Presiden menyampaikan, proyek pemipaan bukanlah tujuan utama. Pemerintah berkeinginan agar sumber daya alam berupa gas bumi yang begitu melimpah di negeri ini dapat lebih mensejahterakan seluruh rakyat Indonesia.
“Gas selama ini diekspor, baik yang berasal dari Kaltim maupun sejumlah daerah lainnya. Sementara kita terlalu banyak menggunakan bahan bakar minyak. Akibatnya berdampak terhadap subsidi yang kian membengkak. Kelak kita berharap agar gas sebagian diekspor, dan sebagian lain digunakan untuk keperluan dalam negeri,” urainya.
Berulangkali SBY menekankan, agar pemipaan jangan sampai justru mendatangkan kerugian. “Yang penting kita hindari kebijakan yang merugikan masyarakat dan daerah,” tandasnya yang langsung disambut tepuk tangan para jamaah.
Masalah pemipaan ini memang secara khusus disinggung SBY. Terlebih sebelumnya Sekprop Syaiful Teteng dalam sambutan mewakili Gubernur Kaltim H Suwarna AF juga nampaknya sengaja mengangkat kisruh pemipaan ini langsung di hadapan Presiden.
“Perlu kami laporkan kepada Bapak Presiden mengenai adanya aspirasi dari hampir seluruh elemen di Kaltim tentang pemipaan. Kami mohon agar secara arif dan bijaksana rencana tersebut dapat ditinjau kembali,” ujar Teteng.
Selain masalah pemipaan, SBY juga menyampaikan, kondisi keprihatinan yang dihadapi Indonesia saat ini. Khususnya bencana alam yang kerap melanda negeri ini.
“Dalam dua tahun terakhir ini sungguh berat cobaan yang harus kita hadapi. Mulai dari tsunami, gempa hingga wabah flu burung. Tapi semua itu telah kita usahakan untuk ditangani. Meski jujur saya akui masih perlu penanganan lagi guna menuju ke arah yang lebih baik,” paparnya.
Problem lainnya yang diutarakan Presiden adalah kemiskinan, pengangguran dan utang. “Semua ini merupakan musuh besar kita. Namun kita sudah mulai melunasi utang salah satunya dengan IMF. Untuk kemiskinan pemerintah mengalokasikan Rp60 trilyun pada tahun ini dan tahun depan. Dana ini digunakan membantu petani, menyediakan pendidikan murah, kesehatan gratis dan infrastruktur pedesaan,” urainya.
Tak lupa SBY menyinggung pula pembangunan perbatasan. Namun khusus kebijakan perbatasan ini, ia menegaskan, pemerintah berupaya tidak menimbulkan masalah baru. “Jangan sampai kita dicurigai negara tetangga maupun dunia. Sebab pernah saya ditanya di luar negeri mengenai adanya anggapan kita akan merusak hutan lewat pembukaan perkebunan kelapa sawit. Jadi pembangunan perbatasan kelak harus kita usahakan tidak merusak lingkungan,” harapnya.
Sejauh pengamatan, tak lebih satu jam Presiden memberikan sambutan. Di samping memaparkan berbagai kebijakan pemerintah, SBY juga mengajak warga Kaltim untuk memanfaatkan bulan suci Ramadhan ini sebagai sarana pelatihan untuk meningkatkan iman dan taqwa.
“Mari kita tingkatkan persaudaraan, kesetiakawanan dan ukhuwah Islamiyah. Dan saya mengajak agar selepas Ramadhan ini kita mampu melaksanakan perilaku yang Islami,” pesannya.


2007, Kaltim Kebagian Listrik 200 MW
KEHADIRAN Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam Safari Ramadhan ke ibukota Kaltim, Samarinda, Senin (16/10) malam, sepertinya membawa angin segar bagi perkembangan kelistrikan. Sebab, Presiden SBY mengaku mendengar soal ketersediaan listrik di daerah ini sering bermasalah.
“Listrik di sini saya dengar bermasalah. Karena itu, kelak pada tahun 2007, propinsi Kaltim akan mendapat tambahan daya listrik dalam jumlah besar, yakni 200 Mega Watt (MW),” ujar SBY sesaat sebelum melaksanakan ibadah shalat Isya dan Tarawih berjamaah di masjid raya Darussalam, Samarinda.
Menurut SBY, pemerintah akan membangun pembangkit listrik secara besar-besaran di berbagai daerah pada tahun 2007. ‘’Total listrik yang ditargetkan dibangun sebesar 1.000 MW. Dari jumlah ini sekitar 200 MW untuk Kaltim,” tukasnya, seraya disambut aplaus meriah ribuan jamaah yang memadati masjid raya di bilangan Pasar Pagi, Kota Samarinda.
Persoalan listrik yang menjadi momok bagi warga Kaltim ini termasuk salah satu topik hangat yang diungkapkan Presiden SBY, selain persoalan rencana pemipaan gas alam dari Bontang (Kaltim) ke Semarang (Jateng). Menurut SBY, terkait rencana pemipaan gas alam yang ditolak oleh berbagai elemen masyarakat Kaltim ini segera dibahas di tingkat menteri kabinet untuk dicarikan solusinya.
Sedang terkait pembangunan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU), menurut SBY, membutuhkan waktu 1 – 3 tahun untuk mewujudkannya. ‘’Saya berharap, masyarakat Kaltim bisa bersabar sedikit. Yang pasti, tahun 2007 kita akan membangun listrik secara besar-besaran,’’ ujarnya.
Secara terpisah, Safari Ramadhan Presiden dan Bu Ani Yudhoyono ke ibukota Kaltim juga ditandai dengan penyerahan bantuan untuk penguatan ekonomi masyarakat (koperasi). Bantuan itu diterimakan oleh Sekprop Kaltim, H Syaiful Teteng. Sementara penjagaan keamanan di berbagai sudut masjid ini, terasa begitu ketat.
Presiden SBY dan rombongan tiba di Samarinda sekitar pukul 17.00 wita, setelah melakukan perjalanan darat dari Balikpapan. Presiden dan Bu Ani Yudhoyono naik mobil sedan khusus Kepresidenan jenis Mercedes dengan dikawal petugas Paspampres, disertai iring-iringan mobil anggota rombongan lainnya, termasuk mobiil wartawan.
Sepanjang perjalanan Balikpapan – Samarinda, menurut salah satu staf Biro Humas Setprop Kaltim, Presiden sempat singgah sejenak di daerah Taman Hutan Raya Bukit Soeharto. Sedang kecepatan mobil Presiden dan rombongan hanya sekitar 60 – 70 km per jam, sehingga arus lalulintas di ruas jalan itu sempat terjadi antrean panjang.
‘’Ketika Presiden dan rombongan memasuki kota Samarinda, kemacetan arus lalulintas dari jembatan Mahkota I sampai ke dekat masjid Islamic Center (IC) tak terelakkan lagi. Sebab, ketika itu beberapa ruas jalan memang ditutup total,’’ timpal staf Biro Humas yang menyertai rombongan sejak dari Balikpapan.
Menurut rencana, pada Selasa (17/10) pagi, kembali bertolak dari ke Balikpapan melalui jalan darat dengan mobil Kepresidenan. Sedang di Balikpapan sendiri, Presiden akan meninjau waduk Manggar dan bendungan pengendali banjir sebelum kembali ke Jakarta.


Samarinda Rasa Malaysia

SAAT menutup sambutannya pada Safari Ramadhan di Masjid Raya Darussalam, Senin (16/10) malam, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sempat salah ucap. Entah karena terpesona melihat kemegahan Masjid Raya atau para jamaah yang rata-rata berpakaian full muslim, yang jelas sempat mengundang derai tawa.
“Besok saya akan kembali ke Indonesia,” ujar Presiden. Namun buru-buru ia berkata, “maksud saya ke Jakarta,”. Jamaah pun kembali terkekeh, sementara SBY nampak tersenyum-senyum. “Perasaan saya sekarang di Malaysia,” katanya.
Dalam sambutannya, Presiden memang beberapa kali menyinggung masalah Malaysia. Terutama cerita perbincangannya dengan Perdana Menteri Malaysia Abdullah Badawi. Tak heran, Samarinda pun jadi rasa Malaysia. Apalagi potongan orang Kaltim konon memang tak beda jauh dengan rakyat di negeri Jiran itu. Yaah, salah-salah sikit ‘kan tak apalah Encik.

Sunday, October 15, 2006

BAZ Samarinda Sebar 6 Posko Zakat


KEMBALI FITRAH - Zakat fitrah merupakan kewajiban setiap muslim. Di dalamnya terkandung harapan untuk memperoleh berkah, membersihkan jiwa dan memupuknya dengan berbagai kebajikan. foto: mansyah
LEBARAN semakin dekat. Kewajiban umat Islam sebelum tiba Idul Fitri adalah membayar zakat. Guna memudahkan penyaluran, Badan Amil Zakat (BAZ) Kota Samarinda telah membuat enam posko penerima zakat yang tersebar di sejumlah ruas jalan protokol. Dua di Jalan Kesuma Bangsa, dan masing-masing satu posko di Jalan Basuki Rahmad, Awang Long, Agus Salim dan Harmonika.
Menurut H Sabran, salah seorang petugas posko tersebut, operasional seluruh posko dimulai sejak Selasa (10/10) malam lalu. Dijadualkan berakhir hingga Senin (23/10) malam mendatang atau malam Lebaran.
“Jadi sampai malam takbiran kami masih menerima zakat. Setiap hari posko dibuka dari pukul 16.00 sore sampai 22.00 malam,” jelasnya ditemani petugas lainnya malam itu, H Masdi Sabran dan Mukhlis.
Ditanya animo pembayar zakat, Haji Sabran mengatakan, lazimnya kian meningkat saat mendekati Lebaran. “Kalau tahun-tahun lalu biasanya baru ramai dari H-3 sampai malam takbiran,” tuturnya.
Sementara itu, untuk besaran zakat fitrah tahun 1427 H/2006 ini diatur melalui Surat Keputusan Departemen Agama Kota Samarinda Nomor: Kd.16.10/7/BA.03.2/428/2006. Bagi yang mengkonsumsi beras jenis Mayas, jumlah uang untuk zakat fitrah Rp18 ribu. Sedangkan beras Raja Lele Rp13 ribu dan beras Bengawan Rp10 ribu.
Sekadar mengingatkan kembali, zakat fitrah adalah zakat yang wajib dibayarkan setiap orang Islam. Besarnya satu sha’ (sekitar 3,1 liter atau 2,5 kilogram) makanan pokok, dan dibayarkan pada akhir bulan Ramadhan, sebelum hari raya Idul Fitri.
Terdapat 8 ashnaf (golongan) yang berhak menerima zakat fitrah. Fakir, yaitu orang yang tidak memiliki pekerjaan dan harta. Miskin, yaitu orang yang penghasilannya tidak mencukupi. Muallaf, yaitu orang yang imannya lemah dan dipandang dapat diperkuat dengan bantuan harta.
Riqab, yaitu budak yang ingin membayar tebusan untuk merdeka. Gharim, yaitu orang yang banyak hutang untuk tujuan baik. Sabilillah, yaitu untuk kepentingan agama. Ibnu sabil, yaitu musafir yang kehabisan bekal. Amil, yaitu biaya penyelenggaraan distribusi zakat.
Adapun hikmah zakat fitrah, pertama, zakat dapat melindungi harta dari perasaan iri dan serakah bagi orang yang melihatnya. Kedua, zakat berperan sebagai penyambung gairah hidup para fakir miskin sekaligus menjaga kesucian mereka dari perbuatan yang tidak terpuji.
Ketiga, zakat akan dapat menghapus penyakit hati pada seseorang seperti kikir, angkuh, sombong, individualistik. Keempat, zakat yang dikeluarkan merupakan tanda syukur atas segala pemberian Allah SWT.

Wednesday, October 11, 2006

Lomba Musik Sahur Ala Pramuka

Regu Pramuka Penggalang ini berasal dari SMPN 29 Samarinda. Mereka merupakan salah satu kelompok peserta lomba musik sahur yang digelar Kwartir Ranting Gerakan Pramuka Samarinda Utara, Sabtu lalu, di Bengkuring. foto: mansyah
“Satu
, dua, tiga, empat ...,” seru Rahmad Hidayat dengan lantang. Kedua tangan Pramuka Penggalang yang masih duduk di kelas II SLTP 29 Samarinda itu terangkat ke atas, bak seorang mayoret. Terdengar suara gemerincing. Selanjutnya diiringi bunyi-bunyian. Agak bising, namun lumayan enak dinikmati. Jangan menyangka ini adalah atraksi drum band.
Gayanya memang mirip, tapi kalau peralatan boleh dibilang ala kadarnya. Contohnya ‘tongkat mayoret’ yang menghasilkan bunyi gemerincing tadi. Ternyata Rahmad hanya memegang sepotong kayu dengan puluhan tutup botol yang telah dipipihkan. Lain lagi alat yang dibawa teman-temannya. Ada kentongan bambu, galon air mineral hingga jeriken minyak tanah.
Mereka memang bukan kelompok drum band. Namun cukup menghibur penonton lomba musik sahur yang digelar Kwartir Ranting Gerakan Pramuka Samarinda Utara, Sabtu (7/10) lalu. Pagi itu, sejumlah sekolah mengirimkan anggota pramuka ke lokasi acara di Bumi Perkemahan Kariwaya Bangkuring, Jalan Wanyi, Sempaja.
Berbagai kreatifitas diperlihatkan para peserta. Baik dari peralatan yang dibawa, penampilan maupun nyanyian yang rata-rata hasil modifikasi sendiri. Warna musiknya pun cukup variatif, dari nuansa Timur Tengah sampai dangdut. Tak heran, senyum penonton maupun juri selalu mengembang di sepanjang acara. Bahkan ada kalanya mengundang tawa.
Menurut Ketua panitia, Dr (HC) Syafei Syarif BA, lomba begarakan sahur ini merupakan rangkaian Fertival Ramadhan 1427 H. Pekan sebelumnya, Kwarran Samarinda Utara menggelar lomba busana muslim. “Tujuannya untuk ikut memeriahkan bulan Ramadhan, sambil mengajak adik-adik mengisi liburan puasa dengan kegiatan bermanfaat,” jelasnya.
Suriansyah MY, salah seorang personel panitia menambahkan, lomba-lomba tersebut diikuti anggota Pramuka Penggalang dari sejumlah sekolah yang berdomisi di Kecamatan Samarinda Utara. “Pesertanya cukup banyak, terutama busana muslim. Kami berharap ini menjadi agenda kegiatan kami setiap tahun,” ujarnya.
Di sampaikan pula, sejumlah rencana kegiatan lainnya yakni mengikuti takbiran keliling pada malam Lebaran nanti. Selain itu, halal bi halal sekaligus pembagian hadiah yang dijadualkan pada tanggal 11 Nopember 2006 mendatang. “Kalau memungkinkan Pramuka Samarinda Utara akan ikut takbiran. Yang pasti, kegiatan Ramadhan tahun ini kami usahakan berjalan sukses hingga usai halal bi halal nanti,” harapnya.
ash

Friday, October 06, 2006

Dishub Samarinda Panen Rupiah di Pasar Ramadhan

Memanfaatkan pasar Ramadhan untuk mencari uang dari pengunjung yang membawa kendaraan, sudah sejak lama ditekuni juru parkir liar. Tapi siapa sangka tahun ini Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Samarinda seolah tak mau kalah jeli ikut memanen rupiah dari parkir kendaraan. Bahkan di berbagai sentra panganan berbuka puasa itu, tarif yang dipatok dua kompetitor ini tak berbeda, Rp1.000 untuk roda dua.
Salah satunya ditemukan di Pasar Ramadhan Jalan Kesuma Bangsa. Petugas yang disewa Dishub ini rata-rata tak menggunakan badan jalan. Mereka memilih trotoar sebagai lokasi parkir kendaraan, antara lain di depan Dinas Kehutanan Kaltim.
Pengendara jelas tak mau ambil pusing memilih jukir ilegal atau Dishub?. Sebab keduanya tentu sama-sama mengurangi isi kocek. Yang beda hanyalah ‘oleh-oleh’ selembar karcis jika parkir di lahan garapan Dishub. Pada karcis bertuliskan: Parkir Khusus Pasar Ramadhan Tahun 2006.
“Ah, sama aja. Enggak ada beda. Juru parkir nya juga sama-sama orang upahan. Dan sama-sama enggak ada jaminan ganti rugi kalau motor kita hilang,” ujar Alfian, salah seorang warga.
Terlebih lagi di karcis Dishub tertulis “tidak bertanggungjawab atas kehilangan kendaraan dan barang-barang di kendaraan anda”. Padahal ketentuan sepihak ini telah memposisikan pemilik kendaraan di pihak yang lemah dan selalu dirugikan. Selain itu, di karcis tak ada keterangan dasar hukum pungutan semisal perda.
“Kita diwajibkan bayar, tapi kok tidak ada hak kita untuk mendapatkan keamanan dan kenyamanan,” tukas Hariman, warga Jalan Gerilya. “Enggak boleh itu. Parkir bayar, tapi tidak dijamin ‘kan enggak benar,” timpal Azizah, seorang karyawati swasta.
Meski jukir liar sudah sejak lama menjamur, namun bukan berarti Dishub yang notabene instansi pemerintah bisa sesuka hati ikut-ikutan latah memungut parkir di jalanan. Apalagi selama ini pemilik kendaraan telah dibebani retribusi parkir langganan saat mengurus STNK di Samsat.
“Artinya selama bulan puasa ini kita tetap bayar kalau parkir di pasar Ramadhan. Padahal kita sudah melunasi tarif parkir untuk setahun ke depan,” ujar Gusti Horman, warga Sempaja, dengan agak menyayangkan.
Ia kemudian memperlihatkan lembaran stiker parkir yang diterimanya dari Samsat. Terdapat tulisan antara lain Perda No 14 tahun 1998 jo Perda no 8 tahun 2000. Parkir berlangganan roda 2 itu ditebus seharga Rp10.000 dengan masa berlaku 2006 – 2007.
Secara terpisah, Kepala Dishub Kota Samarinda Drs Sulaiman Sade MSi ketika dikonfirmasi mengaku tak tahu menahu adanya karcis parkir tersebut. Ia kemudian menyarankan agar ditanyakan kepada anak buahnya “Ikam tahu Dullah klo, tanya ke Dullah aja lah,” sarannya.
Kepala UPT Perpakiran Dishub Kota Abdullah mengakui, telah mengedarkan karcis parkir tersebut. “Karcis itu aman dan sesuai ketentuan. Yaa, seperti parkir acara-acara insidentil lainnya misalnya road race,” jelasnya.
Mengenai pengelola parkir adalah Dishub yang merupakan instansi pemerintah, ia mengatakan, tak masalah. “Yang penting, kami tetap membayar pajak sebagaimana pihak swasta,” tukasnya. Lantas berapa lembar yang dicetak? “Wah, saya tidak hapal,” akunya.
ash

Tuesday, October 03, 2006

Warga Serbu Pasar Ramadhan

Sebagaimana tahun-tahun lalu, pasar Ramadhan di Jalan Kesuma Bangsa ini selalu menjadi tempat favorit warga untuk membeli panganan berbuka puasa. foto: mansyah
KEBERADAAN pasar Ramadhan rupanya tidak disia-siakan warga Samarinda. Ini terbukti di hari pertama umat Muslim melaksanakan ibadah puasa. Saat sore hari hingga menjelang senja, serta merta keramaian tampak di pasar Ramadhan. Sejumlah lokasi penjual panganan khas berbuka puasa ini diserbu warga, seperti halnya yang terletak di tepi ruas Jalan Kesuma Bangsa.
Dari pantauan, pengunjung di sana cukup membeludak. Demikian halnya pasar Ramadhan di Jalan Lambung Mangkurat. Bahkan pasar wadai tersebut memacetkan arus lalu lintas di depan Masjid Baiturrahim. Untungnya, kondisi ini nampaknya sudah diantisifasi instansi terkait. Karena beberapa petugas Dinas Perhubungan (Dishub) Samarinda bersiaga di lokasi.
Di sisi lain, beraneka macam jenis makanan mengundang selera dipajang dengan apik. Baik berupa kue maupun makanan setelah berbuka seperti ikan bakar, gulai ayam, sambal goreng tempe hingga minuman favorit saat Ramadhan, yakni es buah dan buah kurma serta aneka macam panganan lainnya.
Para pengunjung yang membeli makanan biasanya warga yang tidak memiliki waktu membuat sendiri untuk berbuka, hingga memilih membeli di pasar Ramadhan. Di samping, juga karena di pasar Ramadhan terdapat banyak pilihan rasa dan jenis makanan untuk berbuka.
“Tidak sempat bikin kuenya, jadi beli saja. Sambil menunggu waktu berbuka sekalian saja jalan-jalan,” ujar Nisa. Lain halnya dengan Tomi, karyawan swasta ini mengaku, di rumahnya tidak ada yang membuat makanan untuk berbuka.
“Jadi pengen yang praktis aja, sekalian jalan-jalan,” akunya setelah membeli sepotong kue seharga Rp 4 ribu dan es buah Rp5 ribu berukuran gelas kecil.
ash

Monday, October 02, 2006

Jukir Liar Panen

Membludaknya pengunjung pasar Ramadhan menjadi lahan menguntungkan bagi juru parkir (jukir). Meski keberadaannya bisa dipastikan ilegal (liar), namun nyatanya saban tahun mereka selalu hadir. foto: mansyah

SEPERTI halnya di setiap kegiatan yang menghadirkan banyak orang, maka peran juru parkir (jukir) dadakan selalu siap. Demikian pula yang terlihat di hampir setiap pasar Ramadhan yang tersebar di Samarinda saat Ramadhan kali ini. Tak heran, jika banyaknya pengunjung merupakan masa panen bagi jukir dadakan.
Sebut saja pengakuan Anto, salah seorang jukir yang ditemui di tempatnya mangkal di pasar Ramadhan Jalan Kesuma Bangsa. Pemuda ini mengaku, keramaian seperti kegiatan pasar Ramadhan merupakan rutinitas pekerjaannya setiap tahun. Bahkan ia bercerita, meski bukan bulan puasa, profesinya memang sebagai jukir di kawasan tersebut.
“Sebelumnya saya memang tukang parkir di daerah sini, yaa lumayan ada kegiatan pasar Ramadhan,” ujarnya dibenarkan oleh teman sesama profesinya.
Lebih lanjut Anto mengatakan, meski ada anjuran agar pungutan parkir kendaraan roda dua Rp500 sedangkan roda empat Rp1.000, tapi ia menganggap tidaklah berlebihan jika ditarik lebih. Biasanya, ia dan rekan-rekannya mematok roda dua Rp1.000. Alasannya, kalau cuma Rp500 belumlah mencukupi dirinya untuk membeli kue berbuka dan makan. Sedangkan petugas parkir yang berjaga ada 20-an orang.
“Yaa nggak cukuplah untuk beli kue dan buat makan Mas. Yang jagain (jukir) aja banyak, paling berapa dapatnya. Tapi terserah warga yang ingin memberi,” ujarnya sembari mengaku, sore itu ia baru mengantongi Rp7 ribu dari hasil keringatnya sejak pukul 13.00 Wita.
ash